Pada Kamis 09 Februari 2023, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan bahwa China menerbangkan balon mata-mata ke lebih dari 40 negara di lima benua. Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menyebut balon China telah melanggar kedaulatan 40 negara seluruh dunia.

"Ini adalah sebuah program yang telah menjangkau lima benua, 40 negara, dan itu adalah sebuah program yang menerapkan jenis operasi ini kesuluruh dunia," ucap Price dalam laman resmi Deplu Amerika Serikat (AS).

AS menegaskan bahwa tindakan ini dikategorikan sebagai tindakan melanggar kedaulatan. AS menggelar pertemuan di Washington dan Beijing bersama diplomat asing dari 40 negara untuk membahas insiden masuknya balon mata-mata China di wilayah udara AS.

Berawal dari satu cuitan seorang fotografer di Billings, Montana. Fotografer bernama Chase Doak memotret benda bulat putih besar yang terbang pelan di langit. Kemudian dia mengunggahnya di twitter.

"Jujur. Awalnya saya kira UFO. Ternyata balon mata-mata China!" Cuitannya pada 3 Februari.

Pada 4 februari, balon tersebut dirudal oleh jet tempur F-22, diatas pantai South Carolina setelah terbang berhari-hari di wilayah udara AS.

Pemerintah AS mengatakan bahwa balon mata-mata tersebut berisi antena yang mampu mengoleksi data dan melacak komunikasi. Terdapat panel surya untuk memproduksi daya agar antena tersebut dapat mengumpulkan data intel.

AS menyamyampaikan informasi yang menunjukkan bahwa balon itu terbang di atas lokasi militer AS, bukan balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan China.

AS tidak mempublikasikan daftar negara yang telah menjadi operasi balon mata-mata China, namun dipastikan ada puluhan negara yang menjadi sasaran. ***